
Salah satu fitur yang ada di router Mikrotik yaitu bandwidth management yang berfungsi untuk mengatur bandwidth setiap usernya. Sehingga dapat mengontrol traffic yang berbeda setiap user atau network. Pada pembahasan ini kita hanya akan berfokus pada burst yang merupakah salah satu fitur di queue Mikrotik.
Burst Limite di Router Mikrotik
Dalam konfigurasi burst, ada 3 parameter yang harus kita perhatikan yaitu Burst Threshold, Burst Limit dan Burst Time. Ketiga parameter ini yang nanti akan menentukan terkait penerapan jatah bandwidth tambahan dan maksimal bandwidth yang diberikan ke user. Cara kerja dari burst, misalnya pada saat client ada aktifitas download, router akan melakukan perhitungan rata-rata penggunaan user dalam 32 detik terakhir. Jika hasil rata-rata masih kurang dari Burst Threshold maka user mendapatkan jatah bandwidth sampai Burst Limit. Jika rata-rata sama atau lebih besar dari Burst Threshold maka client tidak boleh burst dan bandwidth akan dilimit sesuai nilai Max Limit yang telah kita tentukan.
Max Limite = Batas maksimal bandwidth upload/download yang kita dapatkan dalam kondisi burst tidak aktif
Burst Limit = Nilai maksimal bandwidth upload/download data rate yang dapat digunakan ketika burst aktif
Burst Threshold = Ini nilai rata-rata bandwidth yang ditentukan untuk mengaktifkan burst atau tidak
Burst Time = Waktu yang digunakan untuk kalkulasi penggunaan rata-rata bandwidth dalam satuan detik
Contoh Penerapan Burst di Queue Router Mikrotik
Berikut ini akan kita berikan contoh sederhana penerapan burst di queue Router Mikrotik.

Pada contoh di atas kita bisa melihat nilai burst dan max limite yang kita coba terapkan.
Max Limite upload 4Mbps dan download 4Mbps,
Burst Limite upload 8Mbps dan download 8Mbps,
Burst Threshold upload 2Mbps dan download 2Mbps,
Burst Time 32 detik
Contoh dari Hasil Penerapan Burst :
Jika rata-rata penggunaan kita masih kecil dari nilai Burst Threshold selama 32 detik terakhir maka burst masih aktif dan kita bisa dapat jatah bandwidth maksimal sesuai Burst Limit yaitu 8Mbps
Namun jika rata-rata penggunaan kita besar atau sama dengan Burst Threshold dalam 32 detik terakhir maka burst tidak aktif lagi dan jatah bandwidth maksimal sesuai dengan Max Limite yaitu 2Mbps. Dan begitu seterusnya selama kita aktif dalam penggunaan bandwidth.
Perhitungan rata-rata penggunaan user dari burst adalah total penggunaan terakhir / burst time = hasil rata-rata atau average-rate. Hasil atau average-rate inilah yang menjadi ketentuan apakah lebih besar atau lebih kecil dari nilai Burst Threshold.
Kesimpulan Penggunaan Burst
Jadi, penggunaan burst ini lebih cocok diterapkan dalam layanan dengan paket bandwidth Upto. Namun jika layanan yang kita terapkan adalah dedicated maka lebih cocok menggunakan token bucket. Karena burst ini akan memberikan kita nilai jatah maksimal bandwidth naik turun sesuai dengan konsep burst di atas.
Leave a Reply