Curhatan Tak Bertepi

Kesendirian

w ga tahu apakah ini sebuah cerita atau sebuah apa, namun yang jelas w ingin mengungkapkan sedikit hal yang w kurang sukai.

Entah kenapa w sangat kurang setuju jika ada orang yang menceritakan orang lain,

Jika emang ada seseorang atau beberapa orang yang kurang suka dengan sikap atau perilaku dengan satu orang lainnya, menurut w itu sesuatu hal yang tidak layak untuk diceritain ke orang lain. Karena orang lain tersebut tidak berhak mengetahuinya dan juga itu sama saja loe nyebarin aib orang lain.

Jika loe emang ada yang tidak suka dengan sikap atau perilaku seseorang langsung bilang ke orang tersebut, tidak perlu diceritain ke orang lain, karena jika loe ceritain ke orang lain itu sama saja loe nyebarin aib orang tersebut.

Coba loe sadari, jika loe sendiri juga sebenarnya sangat banyak aibnya, namun Allah selalu menutupinya untuk selalu menjaga harga diri loe sehingga orang lain tidak mengetahuinya, oleh sebab itu kurang baik jika loe sebaliknya nyebarin aib orang lain.

Tindakan yang benar yaitu, ngomong langsung dengan orang yang tidak loe sukai tersebut, bilang apa yang tidak suka, bilang apa yang salah. Masalah dia tersinggung, masalah dia tidak terima itu urusannya dia, yang penting loe sudah mengatakan kedia apa yang loe tidak suka atau apa yang salah darinya dan dengan begitu loe sudah membantunya menjadi lebih baik dan juga loe sudah bantu menjaga aibnya.

Yang kedua, w heran ko banyak yach orang yang suka sok tahu tentang orang lainnya kemudian menjadikannya sebuah bahan cerita sementara dia sangat tidak mengetahui yang sebenarnya. Jadi, kesannya seakan-akan dia mengetahui semuanya dengan benar.

Salah satu contoh, banyak banget yang sok tahu tentang w, ada yang sok tahu tentang kondisi w, tentang asal usul w, dan tentang lainnya. Kemudian diangkat menjadi bahan cerita dari satu ke yang lainnya sehingga cerita tersebut menjadi sebuah turun temurun. Dan yang paling w heran diantara yang diceritain juga tidak ada satupun yang benar.

Misalnya beberapa bulan yang lalu ada yang tiba-tiba bertanya dengan w, kurang lebih begini

“eh kapan pulang kampung, loe orang ini kan suku ini kan” atau “eh loe tinggal di sini kan”

itu bukan kalimat tanya, itu sebuah kalimat pernyataan yang sudah diketahui kebenarannya dengan ada penambahan imbuhan kan, itu sebuah penekanan dalam kalimat.

w jadi heran, ini orang ko lebih tahu sich dia semua tentang w dibanding w sendiri. Yang jalani kehidupan w siapa sich sebenarnya, w atau dia, ko malah dia yang lebih tahu w sendiri tidak mengetahuinya. Jadi, ada rasa aneh saja dengan hal tersebut.

ayo sadar donk, ini kehidupan w, w yang selalu menjalaninya dan w yang lebih tahu semua hal tentang w. Jadi, jika ada mendengar sesuatu tentang w jangan langsung ditangkap mentah-mentah dan membenarkannya kemudian diceritain ulang. Konfirmasi ke w, tanyakan ke w kebenarannya, jadi jangan hanya menerima informasi dari satu sisi saja, namun dipastikan juga. Kita manusia ada dianugrahi Allah fikiran, hati dan otak untuk berfikir dan merasakan secara gratis, jadi tolong donk dipergunakan dengan baik.

jujur w sich ga peduli, malahan w merasa jika ada atau banyak yang menceritakan w itu menandakan w sangat penting buat mereka sehingga mereka mau menceritakan w.

Namun, sesekali sebelum bertindak coba alamatkan ke diri sendiri, misalnya sebelum cubit orang coba cubit diri sendiri, sakit tidak? Jika sakit maka hal tersebutlah yang akan dirasakan orang lain ketika loe mencubitnya. Dan begitu hal lainnya, jadi coba belajar merasakannya terlebih dahulu.

Pointnya, jadilah manusia yang bijak dan berwawasan setiap kali bertindak dan berkata-kata, pergunakan anugrah terbaik yang diberikan Allah kepada kita yaitu hati, fikiran dan otak.

Dan terakhir jauhi ghibah, ghibah merupakan salah satu dosa besar.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.