
Ketika Sahabat Menjadi Pengkhianat – Hai semuanya apa khabar, semoga dalam kondisi sehat dan sukses selalu. Pagi ini w membaca sebuah status teman di WA dengan bunyi kurang lebih “Ternyata sahabat juga bisa jadi pengkhianat” dari sana w jadi terinspirasi dan tertantang untuk membuat sebuah coretan tentang “Ketika Sahabat Menjadi Pengkhianat”. Jadi pada kesempatan kali ini w akan bercerita tentang seorang sahabat yang berubah menjadi pengkhianat.
Sahabat….., yach sahabat sebuah panggilan yang kita alamatkan kepada seseorang yang menurut kita, dialah teman terbaik kita dan juga sebaliknya kitalah teman terbaiknya. Sahabat itu peningkatana dari sebuah teman. Jadi kita harus pahami dulu kapan kita bisa mengatakan seseorang sebagai seorang teman dan atau sebagai seorang sahabat.
Teman adalah seseorang yang kita kenal saling tegur sapa dan saling membantu semampunya. Teman ini bisa membantu kita namun terkadang ada kemungkinan berubah menjadi seseorang yang bisa menyakiti dan atau melukai kita karena ada sesuatu hal yang mengakibatkannnya. Hal ini bisa jadi karena sikap kita yang kurang baik, atau karena kondisi/situasi, atau dari orang lain dan atau dari seseorang tersebut, misalnya ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk menyakiti kita yang bisa menguntungkannya.
Sahabat adalah seorang teman dekat kita, namun bedanya dengan teman yaitu sahabat ini selalu ada untuk kita baik di saat kita sedang senang, sedang kesusahan, sedang dalam masalah, sedang sedih dia selalu ada. Ketika ada sikap atau perilaku kita yang kurang baik dia mau menasehati atau memberi tahu kita kesalahan kita. Jika dia tersinggung dengan kita dia tidak membalas namun dia memberi tahu jika dia ga suka dengan sikap kita itu karena membuat dia tersinggung. Selalu saling berbagi dan selalu ada, saling menjaga perasaan dan tidak menyakiti dan selalu saling menjaga rahasia. Dan ini harus kedua belah pihak tidak boleh hanya salah seorang saja. Di saat inilah kita bisa menganggap seseorang sebagai sahabat kita. Dulu w pernah tulis tentang “Sahabat“.
Pengkhianat, berasal dari kata khianat, ini akan sangat luas pembahasannya jadi dalam pembahasan ini kita akan berfokus pada seseorang teman atau sahabat. Jadi pengkhianat di sini adalah seseorang yang kita sudah saling mempercayai dan mendukung namun tanpa kita sadari dia menyakiti, mengecewakan dan menghilangkan kepercayaan kita terhadapnya. Ketika hal ini terjadi terkadang tak terbayang oleh kita dan tak bisa kita jelasin dengan kata-kata bagaimana sedih dan sakitnya kita. Kita membisu bagaikan bebatuan, karang, pasir di tepi pantai yang sedang diterjang ombak. Berderai tanpa arah dan tanpa rasa. Air, pasir, karang dan bebatuan selalu bersama dan menyatu namun ada kalanya sang air menerjang tanpa batas dan tanpa arah. Begitulah rasanya ketika seseorang terdekat kita mengkhinati kita, menghilangkan kepercayaan kita dan atau tega menyakiti kita.
Apakah tega seorang sehabat menyakiti sahabatnya sendiri, membuat sahabatnya menangis, membuat sahabatnya kecewa, menyesatkan sahabatnya? Jika hal tersebut terjadi berarti seseorang tersebut belum bisa kita mengatakan sebagai seorang sahabat tapi hanya sebagai teman.
Apakah kita perlu untuk membalas dan bersedih ? Tidak dan jangan pernah. Melainkan jadilah seperti pasir, bebatuan dan karang yang selalu diterjang ombak namun tetap tegar dan kembali menyatu. Selalu menerima terjangan ombak tanpa balasan namun pasir tersebut selalu menyatu, karang dan bebatuan selalu tegar dan kuat. Hendaklah kita seperti itu tetap menyatu untuk selalu kuat, malah kita bersyukur dan berterima kasih karena dengan dia mengkhianati kita itu bisa jadi cara Allah memberi tahu kita jika dia bukan sahabat kita bukan yang terbaik buat kita, lebih baik kita mengetahuinya lebih awal dari pada dikemudian hari. Karena segala sesuatu yang terjadi sebenarnya itu telah ditentukan oleh Allah SWT. Kemudian jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, jangan pernah membalas menyakiti dengan menyakiti, namun balaslah dengan kebaikan dan senyuman. Karena jika kita membalasnnya dengan kejahatan atau dengan menyakiti itu artinya kita tidak jauh berbeda dengannya, kita sama jahatnya dengannya karena kita juga melakukan kesalahan yang sama. Namun jika kita membalasnya dengan kebaikan dan senyuman itu menandakan jika kita lebih terbaik dibanding dirinya. Secara tidak langsung juga kita mengajarinya bahwasanya tidaklah baik berbuat jahat kepada orang, tidaklah baik menyakiti orang. Menyakiti orang sama halnya mengurangi teman, teman berkurang maka jalan kita semakin sempit, jadi akan lebih baik perbanyak teman kebaikan. Dengan seperti itu tidak tertutup kemungkinan dia bakal menyadari kesalahannya dan akan berubah dan meminta maaf. Jika hal tersebut terjadi, maka kita telah membuat sebuah pahala dengan menjadikan seseorang lebih baik.
Jangan pernah larut dalam kesedihan, karena jika kita larut dalam kesedihan kita akan terpenjara di dalam kesedihan tersebut, jika hal tersebut terjadi kita tidak akan pernah bisa berfikir luas dan berfikir lebih tenang dan jernih efeknya kita tidak bisa mengambil keputusan yang terbaik dan hal ini akan mengganggu aktifitas kita sehingga akan merugikan diri kita sendiri. Jadi, tetaplah ceria, tersenyum dan hadapi dengan tenang dan penuh kesabaran, jika tidak kuat berserah diri kepada yang maha kuasa untuk memohon pertolongan.
Tetap semangat dan tersenyumlah teman, jangan pernah berubah jadi ga baik hanya karena sikap dan perilaku seseorang, namun jadikanlah sikap dan perilaku seseorang menjadi cerminan buat diri kita sendiri untuk bisa lebih baik. Jangan pernah berharap untuk dihargai, dimengerti, dipahami dan dibaikkan, namun belajar dan berusahalah untuk menghargai dan menghormati, memahami dan mengerti diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar, maka percayalah orang lain akan berusaha melakukan hal tersebut kepada kita.
Selamat beraktifitas teman, hadapi hari-hari ini dengan ceria dan senyum, berbahagia dan sukseslah selalu.
Leave a Reply